
GENGGONG – MA Model Zainul Hasan Genggong kembali menyelenggarakan kegiatan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Selasa, 3 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi ajang bagi para santri untuk menampilkan berbagai karya dan kreativitas sebagai bagian dari implementasi kurikulum merdeka yang mengusung nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran.
Acara dibuka dengan apel pagi yang berlangsung di lapangan utama MA Model Zainul Hasan Genggong. Seluruh santri mengikuti apel dengan penuh semangat, mengenakan kostum-kostum menarik yang menggambarkan keberagaman budaya dan semangat nasionalisme. Suasana tampak meriah dan penuh antusiasme sejak pagi hari.
Apel dipimpin langsung oleh Kepala Madrasah, Nastangin, S.E., M.Pd, yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya P5 sebagai sarana pembentukan karakter generasi muda. Beliau mengapresiasi semangat para santri yang telah berpartisipasi aktif dalam menyiapkan karya dan penampilan untuk kegiatan ini. “Kita ingin mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga berkarakter kuat, cinta tanah air, dan menghargai keberagaman,” tuturnya.
Gelar Karya P5 kali ini mengusung dua tema besar yang disesuaikan dengan jenjang kelas. Untuk kelas X, tema yang diangkat adalah “Bhineka Tunggal Ika”, sementara kelas XI menampilkan karya bertemakan “Bangunlah Jiwa dan Raganya”. Kedua tema ini mengajak santri untuk menggali nilai-nilai persatuan, toleransi, serta pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental.
Setelah apel selesai, para asatidzah dan santri beramai-ramai menuju ruang aula untuk mengikuti rangkaian acara inti. Aula telah dihias dengan berbagai ornamen budaya dan hasil karya santri yang mencerminkan kreativitas serta kerja keras mereka selama beberapa minggu terakhir.
Salah satu penampilan yang paling menarik perhatian adalah fashion show berbahan daur ulang. Para santri dengan percaya diri berjalan di atas panggung mengenakan busana yang terbuat dari bahan bekas seperti plastik, kertas koran, dan karung goni. Penampilan ini tidak hanya menonjolkan kreativitas, tetapi juga membawa pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Tak kalah menarik, penampilan tarian adat dari berbagai daerah juga menjadi sorotan. Santri menampilkan tarian tradisional dari Jawa, Bali, Kalimantan, dan Papua dengan kostum yang autentik dan gerakan yang luwes. Penampilan ini menunjukkan betapa kayanya budaya Indonesia serta semangat kebhinekaan yang terus ditanamkan dalam jiwa para pelajar.
Selain pertunjukan seni, para santri juga mempersembahkan karya rumah adat dari berbagai daerah. Miniatur rumah adat yang dibuat dengan detail dan bahan sederhana ini dipajang di aula, menjadi bukti nyata kerja sama dan ketekunan mereka dalam memahami budaya Indonesia yang beragam.
Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk memperkuat nilai gotong royong, karena seluruh proses pembuatan karya dilakukan secara berkelompok. Santri saling bekerja sama, berbagi ide, dan menyatukan kreativitas demi hasil yang maksimal. Para guru pembimbing turut mendampingi dan memberikan arahan sepanjang proses.
Antusiasme tidak hanya datang dari para santri, tetapi juga dari para guru dan yang hadir. Mereka mengapresiasi usaha dan semangat santri dalam menampilkan karya-karya yang inspiratif. Banyak yang mengabadikan momen ini dalam bentuk foto dan video sebagai kenang-kenangan.
Menjelang siang, acara ditutup dengan doa bersama dan pengumuman karya-karya terbaik dari masing-masing tema. Meskipun kompetisi bukan menjadi tujuan utama, pengumuman tersebut memberi semangat lebih kepada para santri untuk terus berkarya dan mengembangkan diri.
Dengan berakhirnya Gelar Karya P5 ini, diharapkan semangat kebangsaan, cinta lingkungan, dan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental terus tumbuh di kalangan santri. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa madrasah mampu menjadi ruang tumbuh yang subur bagi generasi muda yang cerdas, kreatif, dan berkarakter.